Minggu, 27 Juli 2008

Baksos Pengadegan RW07












Dari Dulu Saya Memang PKS

DPRa Pengadegan kembali melaksanakan janjinya untuk mengadakan bakti sosial (27/07). Kali ini bertempat di RT 04/07 Kelurahan Pengadegan. Baksos kali ini menyuguhkan berbagai macam acara, yaitu bazar makanan, penjualan pakaian layak pakai, tensi darah, cek gula darah, minyak goreng murah (bersubsidi) dan pengobatan gratis. Korwe 07 Pengadegan Bpk. Irsyad langsung menjadi korlap untuk baksos ini.
Acara yang dimulai dari pukul 09.00 diawali dengan basmallah dan pembacaan tilawah, selanjutnya dilanjutkan dengan sambutan dari tokoh masyarakat setempat yang diwakili oleh ketua RT04/07 Bpk Sudarmono dan Wakil ketua RW 07 Bpk. Ir. H.S Pramono.
Sambutan warga sangat antusias, terbukti dengan banyaknya warga yang hadir dari awal hingga akhir acara.150 minyak goreng bersubsidi habis terjual untuk kalangan masyarakat miskin. Sekitar 80 orang ikut merasakan layanan pengobatan gratis, tensi dan tes gula darah. Sedangkan stand penjualan pakaian layak pakai adalah yang paling banyak diserbu pembeli, khususnya ibu – ibu.
Di tengah – tengah hiruk pikuknya pengunjung, ada seorang ibu yang asyik ngobrol dengan ibu – ibu yang lain sambil menunggu obat yang sedang disiapkan oleh tim apoteker PKS. Ibu tersebut bernama Hasnah (43 th), beliau sangat serius ngobrol dengan ibu – ibu yang lain, “Dari dulu saya memang sudah PKS” ujar Ibu Hasnah kepada ibu yang lain, beliau juga menambahkan bahwa, “kalau saya lihat – lihat di koran dan TV, PKS memang bagus” ujarnya sambil melempar senyumnya yang khas. Ibu Hasnah datang bersama kakaknya yaitu Ibu Fatimah (66th) dan juga beberapa anggota keluarganya untuk menikmati layanan pengobatan gratis yang disediakan PKS.
Alhamdulillah hari ini (27/07) PKS bisa berbagi kepedulian dan kebahagiaan bersama masyarakat khususnya warga pengadegan RW 07.
Dua pekan lagi, insyaAllah PKS Pengadegan akan kembali menyapa warga Pengadegan, khususnya RW 08 lewat kegiatan baksos serupa. Sampai ketemu pada acara dan gelombang yang sama bersama PKS Pengadegan. Buah Mengkudu di atas nampan, pilihanku memang nomor delapan. (andrian-cs)

Senin, 21 Juli 2008

Ta’lim Rutin Partai DPRa Pengadegan




Di antara gegap gempitanya kampanye para partai politik, di antara sibuknya para anggota partai politik menghadapi pemilu, banyak orang melupakan apa yang disebut sebagai konsumsi ruhiyah. Padahal kebutuhan manusia haruslah seimbang antara jasmani dan ruhiyah. Dari sekian banyak kegiatan partai politik menjelang pemilu, sedikit sekali yang memperhatikan kebutuhan ruhiyah manusia. Hampir semua partai politik menawarkan pemenuhan kebutuhan materi (fisik) seperti uang, baju, kaos, topi, bendera dan lain sebagainya.

Berbeda dengan partai lain, Partai Keadilan Sejahtera mencoba menawarkan alternatif kegiatan yang mencoba mengisi sisi kebutuhan ruhiyah masyarakat. Minggu (20/7) kemarin DPRa Pengadegan kecamatan Pancoran mengadakan acara TRP (Ta’lim Rutin Partai). TRP yang diselenggarakan di RW01 kelurahan Pengadegan ini dihadiri seluruh kader, simpatisan dan warga DPRa Pengadegan.

Dalam TRP tersebut, Ust Lukmanul Hakim memberi tausiahnya tentang riayah ma’nawiyah. Kesebukan - kesibukan kampanye saat ini jangan sampai melalaikan aktivitas ruhiyah seperti tilawah, sholat malam, puasa sunnah dan lain – lainnya. Selain itu Ust. Lukamnul Hakim juga mengingatkan akan bahaya maksiat yang mungkin timbul selama masa kampanye dan pemilu nanti. Ust. Lukmanul Hakim juga memberikan semangat kepada para kader PKS khususnya DPRa Pengadegan dalam mensukseskan agenda – agenda PKS ke depan.

Pada sesi tanya jawab, salah satu peserta mengungkapkan hambarnya pertemuan – pertemuan yang selama ini ia ikuti. Ust. Lukamanul Hakim mengutip pendapat Imam Hambali bahwa ketika sebuah pesan Rabbani yang disampaikan tidak membawa efek, maka ada dua kemungkinannya. Pertama pesan tersebut disampaikan oleh orang yang telah mati hatinya, kedua pesan tersebut di terima oleh orang yang mati hatinya. Ketika kondisi ruhiyah kosong sementara peluang – peluang maksiat banyak bertebaran maka suasana tersebut dapat menyebabkan hati menjadi mati, ketika hati kita mati maka tausiah – tausiah apapun akan hilang begitu saja. Ketika hati kita telah mati, maka ajakan – ajakan yang kita sampaikan untuk orang lain juga seperti tidak bermakna. Ketika itulah lah kemenangan akan semakin jauh.(andrian – cs)